Anosmia dan Ageusia Gejala Umum pada COVID-19

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Inera penciuman dan perasa hilang? Apakah gejala Covid? Bagaimana kaitannya? yuk simak penjelasan berikut ini.
Table of Contents

Anosmia dan Ageusia Gejala Umum pada COVID-19

Kehilangan indera penciuman bisa terjadi oleh banyak faktor. Bukan hanya dikarenakan influenza, namun kini jika terjadi gangguan pada indera penciuman bisa dikaitkan dengan gejala Covid 19.

Selain kehilangan indera penciuman, umumnya pengidap Covid juga akan mengalami kehilangan indera perasa. Dua kondisi yang berhubungan dengan infeksi hidung. Hal ini umumnya menyerang segala usia, tetapi lebih sering berdampak kepada lansia.

Dua gejala yang saling berkaitan ini adalah anosmia dan ageusia. Salah satu penyebab munculnya anosmia dan ageusia ini adalah COVID-19. Hal ini terjadi karena kedua kondisi ini saling berhubungan dan memengaruhi satu dengan yang lainnya.

Apa itu Anosmia?

Anosmia adalah hilangnya indra penciuman secara total dan penurunan kemampuan untuk mendeteksi bau. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan anosmia ini salah satunya COVID-19.

Selain itu, anosmia yang berasal dari COVID-19 biasanya disertai dengan demam dan nyeri sendi, tidak ada salahnya jika melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat untuk menghindari penyebaran dan penularan COVID-19.

Gejala anosmia pada pasien COVID-19 biasanya muncul sekitar 2 hingga 14 hari setelah terpapar virus corona dan gejalanya terjadi secara tiba-tiba. Hal ini biasanya diawali dengan hidung meler atau tersumbat yang dapat menghilangkan kemampuan indera penciuman.

Jika dalam rentang waktu dua pekan anosmia tidak kunjung sembuh segera untuk memeriksakannya ke dokter. Ini bertujuan untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Setelah diketahui penyebabnya maka akan ditangani sesuai dengan pemicunya.

Apa itu Ageusia?

Jika anosmia tidak dapat mendeteksi bau, ageusia ini merupakan kondisi seseorang kehilangan indra perasanya secara total. Alhasil, segala jenis asupan yang masuk akan terasa hambar. Sama halnya dengan anosmia, ageusia ini juga dapat terjadi salah satunya karena COVID-19.

Selain itu, gejala lain yang mungkin terjadi pada orang pengidap ageusia yaitu kemampuan makan yang menurun, tekanan darah tinggi (hipertensi), hidung tersumbat, alergi, dan memiliki masalah kesehatan mulut. Biasanya ageusia pada COVID-19 ini dapat sembuh sama seperti sembuhnya COVID-19 yaitu dalam waktu satu hingga tiga minggu.

Bagaimana Kaitan Anosmia dengan Ageusia pada COVID-19?

Indera perasa dan indera penciuman bekerja sama untuk membantu manusia mengenali rasa dan bau. Ketika hidung tidak bisa mencium bau (anosmia), secara tidak langsung lidah juga tidak ada rasa (ageusia).

Itu artinya anosmia dan ageusia dapat muncul secara bersamaan. Alasan lainnya yaitu saat makan atau minum lidah membutuhkan hidung untuk mengenali asupan yang masuk ke dalam tubuh.

Selain itu, disini otak juga memiliki peran dari asupan yang masuk ke dalam tubuh dengan menerima informasi untuk mengenali bau dan rasa. Oleh karenanya diperlukan perlindungan ekstra untuk menjaga diri dan keluarga agar selalu sehat.

Itulah penjelasan tentang anosmia dan ageusia pada COVID-19. Jika kamu sedang merasakan gejala seperti yang dijelaskan di atas, sebaiknya untu segera melakukan pemeriksaan dokter. Agar kamu dapat ditangani dengan tepat.