Manfaat Vaksin Influenza Sejak Dini

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Table of Contents

Ada berbagai jenis imunisasi yang harus kita dapatkan sejak usia bayi, salah satu vaksinnya adalah influenza atau flu saat berusia 6 bulan. Manfaat imunisasi ini adalah mengurangi risiko dan keparahan ketika terserang flu. Berikut penjelasan seputar vaksin flu (influenza) pada anak dan orang dewasa.

Apa itu vaksin flu (influenza)?

Imunisasi influenza adalah salah satu cara untuk menekan risiko dan tingkat keparahan seseorang yang terkena flu.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan jadwal imunisasi influenza mulai sejak bayi berusia 6 bulan dan pengulangan setiap tahun.

Influenza adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan rawat inap dan bahkan kematian. Setiap musim flu berbeda-beda, dan infeksi influenza dapat mempengaruhi setiap orang dengan berbeda.

Bahkan orang yang sehat dapat menjadi sangat sakit akibat flu dan menularkannya ke orang lain. Flu bisa menyebabkan radang paru-paru, infeksi darah, diare dan kejang pada anak.

Kondisi akan semakin parah bila seseorang memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung atau paru-paru. Meski terkesan sepele, flu bisa membuat kondisi seseorang sangat parah dan memburuk.

Terutama pada lansia berusia 65 tahun ke atas, perempuan hamil, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Siapa yang perlu mendapat vaksin flu (influenza)?

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin flu harus sesuai usia anak. Berikut rinciannya:

  • Bayi usia 6-35 bulan: 0,25 ml
  • Anak usia di atas 3 tahun: 0,5 ml
  • Selain anak-anak, beberapa kelompok juga perlu menerima vaksin flu, seperti:
  • Berusia 50 tahun ke atas
  • Pengidap penyakit paru kronis (termasuk asma), kardiovaskular (kecuali hipertensi), ginjal, hati, neurologis, hematologis, atau kelainan metabolisme (termasuk diabetes mellitus)
  • Orang-orang dengan imunosupresi (termasuk imunosupresi yang disebabkan pengobatan atau HIV)
  • Wanita yang sedang atau akan hamil selama musim influenza dan wanita hingga 2 minggu setelah persalinan
  • Berusia 6 bulan hingga 18 tahun dan menerima terapi aspirin jangka panjang dan yang dapat berisiko mengalami sindrom Reye setelah infeksi virus influenza
  • Tinggal di panti jompo atau fasilitas layanan medis kronis lain
  • Pengidap obesitas ekstrim (indeks massa tubuh 40 atau lebih)
  • Petugas pelayanan medis

Siapa saja yang tidak perlu mendapat vaksin influenza?

Daftar orang-orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin influenza, yaitu:

  • Bayi usia kurang dari 6 bulan
  • CDC tidak menyarankan pemberian imunisasi flu pada anak usia kurang dari 6 bulan.
  • Bayi yang baru lahir memperoleh sistem kekebalan tubuh dari ibunya hingga beberapa minggu. Setelah itu, sistem imunnya akan berkembang dan akhirnya kuat.
  • Orang yang sedang sakit

Apa efek samping vaksin influenza?

Pada umumnya, efek samping dari imunisasi yang timbul setelah penyuntikan vaksin influenza tidak terlalu berbahaya.
Hal ini bisa terjadi kepada anak-anak hingga orang dewasa. Agar tidak panik, berikut efek samping dari vaksin flu yang sering terjadi.

Efek samping yang umum terjadi

Berikut beberapa dampak vaksin yang umum terjadi:

  1. Kulit memerah pada area suntikan

Salah satu efek yang sering muncul setelah vaksinasi adalah kulit memerah pada bagian penyuntikan, biasanya pada lengan bagian atas. Setelah mendapat suntikan, kulit akan mengalami gejala berupa:

  • Kulit kemerahan
  • Rasa nyeri dan hangat
  • Pembengkakan pada area tersebut

Tidak perlu khawatir, kondisi ini hanya berlangsung paling lama 2 hari setelah vaksin. Namun, jika tidak nyaman dengan kondisi ini, mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri, seperti ibuprofen.

2. Sakit kepala dan nyeri otot

Selain reaksi pada area suntikan, beberapa orang merasakan pusing dan sakit kepala setelah vaksin flu (influenza).
Tidak hanya itu, otot-otot juga terasa nyeri dan pegal. Kondisi ini masih terbilang normal dan biasanya akan berlangsung hingga 2 hari.

Supaya meringankan efek samping dari vaksin flu yang kmu alami, kamu bisa konsumsi obat pereda nyeri. Akan tetapi, obat tersebut hanya boleh untuk orang dewasa, setidaknya usianya lebih dari 16 tahun.

3. Demam

Biasanya selama 2 hari setelah vaksin flu, suhu badan akan meningkat atau mengalami demam.
Selama demam tidak melebihi 38 derajat Celcius, kamu tak perlu khawatir karena hal ini akan hilang dengan sendirinya.

4. Badan terasa lesu hingga pingsan

Walaupun kondisi ini sangat normal bagi beberapa orang dan tidak berbahaya, pingsan bisa menyebabkan cedera apabila tidak langsung orang sekitar tangkap.

Cara mencegah terjadinya kondisi ini, bisa dengan memberikan camilan sebelum imunisasi dan duduk atau berbaring untuk beberapa saat setelah vaksin menerima influenza.

Efek samping sangat langka yang serius

Selain beberapa gejala efek samping yang ternyata memang umum terjadi, ternyata masih ada beberapa efek samping vaksin influenza yang jarang terjadi tapi cukup serius.

  1. Demam tinggi

Walaupun demam merupakan dampak yang sangat normal setelah vaksinasi, namun kamu perlu memperhatikan bila suhu badan lebih dari 38 derajat celcius.

Anafilaktik adalah reaksi alergi yang bisa menyebabkan pingsan hingga kematian. Gangguan ini sangat jarang terjadi setelah imunisasi, seperti:

2. Anafilaktik

  • Detak jantung yang cepat dan lemah
  • Mual dan muntah
  • Ruam pada kulit
  • Penurunan kesadaran

3. Reaksi alergi lainnya

Pada kasus tertentu, efek samping dari vaksin influenza dapat menimbulkan reaksi alergi yang cukup serius, seperti:

  • Gatal-gatal
  • Pembengkakan
  • Sulit bernapas
  • Detak jantung lebih cepat
  • Pusing
  • Badan terasa lesu

Gejala ini masuk kelompok efek samping yang cukup berbahaya. Apabila gejala kondisi tersebut muncul, segera hubungi dokter untuk perawatan lebih lanjut.

Efek samping vaksin influenza yang umum terjadi memang tidak begitu berbahaya. Kebanyakan gejala yang timbul sifatnya umum dan hanya berlangsung sebentar.