Seberapa Bahayanya Penyakit Autoimun?

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Seberapa berbahayanya Penyakit Autoimun ? Dan apakah bisa disembuhkan? Mari simak informasinya disini.
Table of Contents

Penyakit autoimun adalah suatu kondisi ketika sistem imun yang seharusnya melindungi sel-sel tubuh dari serangan penyakit justru menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Gangguan autoimun kerap muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah penyakit autoimun berbahaya?

Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun. Namun, hanya beberapa penyakit saja yang umum terjadi dan mungkin familiar di telinga, seperti penyakit diabetes tipe 1, rheumatoid arthritis (RA) atau rematik, psoriasis, dan lupus.

Setiap penyakit autoimun dapat menimbulkan gejala yang beragam. Ini karena sel-sel tubuh yang diserang oleh sistem kekebalan pada penyakit autoimun tidaklah sama.

Dengan kata lain, efeknya bereaksi di dalam tubuh dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari jenis penyakitnya.

Misalnya, pada sklerosis ganda, bagian tubuh yang diserang adalah sistem saraf pusat. Sementara pada penyakit celiac, bagian tubuh yang mengalami masalah adalah saluran pencernaan.

Meskipun sering kali terlihat cukup parah dan tergolong kronis, sebenarnya penyakit autoimun tidak menimbulkan efek yang fatal.

Hanya saja, sama seperti jenis penyakit lainnya, efek penyakit autoimun pada tubuh tidak main-main. Bahkan, penyakit ini bisa sampai membuat pengidapnya merasa tidak mampu melakukan aktivitas harian.

Jika kemudian ditemukan ada kasus kematian yang disebabkan oleh penyakit autoimun, ini tergantung dari kondisi kesehatan serta keparahan penyakit yang dialami.

Komplikasi penyakit autoimun

Memang, penyakit autoimun tidak berbahaya selama gejalanya tetap terkendali. Namun, penyakit ini juga tak lepas dari risiko komplikasi yang menghantui penderitanya.

Berikut merupakan berbagai bahaya dari penyakit autoimun.

1. Penyakit jantung

Orang-orang yang memiliki psoriasis, lupus, dan arthritis dikatakan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung.

Berbagai penyakit autoimun tersebut dapat meningkatkan risiko penyempitan arteri yang mengalirkan darah ke jantung. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit arteri koroner.

Ini karena reaksi imun yang berlebihan memicu peradangan pada beberapa atau seluruh bagian tubuh.

Akibatnya, terjadilah aterosklerosis yang membuat plak dalam dinding pembuluh darah menumpuk dan menghambat pasokan darah ke jantung.

2. Gangguan suasana hati

Penyakit autoimun juga menimbulkan dampak pada kondisi mental pasien. Karena gejalanya yang bersifat kronis, pasien dapat merasakan sakit dan kelelahan dalam jangka panjang. Bahkan, gejala-gejala tersebut kerap dikaitkan dengan depresi terselubung dan kecemasan.

3. Trombosis vena dalam

Trombosis vena dalam merupakan penggumpalan darah yang terjadi pada pembuluh darah vena bagian dalam. Beberapa penyakit autoimun seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn memiliki bahaya komplikasi ini.

Bila tidak ditangani, gumpalan darah dapat bergerak ke paru-paru dan menyebabkan penyumbatan yang dikenal sebagai emboli paru.

4. Neuropati (kerusakan saraf)

Ada banyak penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan saraf, di antaranya rheumatoid arthritis dan sindrom Sjögren. Efeknya berupa mati rasa dan kelemahan pada lengan atau kaki.

5. Kerusakan organ

Penyakit autoimun yang menyerang organ tubuh tertentu bisa saja menimbulkan kerusakan organ bila tidak ditangani dengan benar. Sebagai contoh, diabetes tipe 1 dapat berujung pada gagal ginjal.

Apakah penyakit autoimun bisa disembuhkan?

Sayangnya, sampai saat ini belum ada pengobatan autoimun yang benar-benar menjamin kesembuhan secara total.

Tapi, jangan keburu berkecil hati dulu. Gejala penyakit autoimun masih bisa dikendalikan dengan disiplin melakukan pengobatan, terutama bila penyakitnya didiagnosis sejak dini.

Sembari mematuhi anjuran perawatan penyakit dari dokter, pengidap penyakit autoimun jenis apa pun juga disarankan untuk menghindari berbagai faktor pemicu yang dapat membuat perkembangan penyakit tersebut semakin parah.

Para pengidap autoimun harus lebih memilah-milah jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi dengan cara menerapkan diet autoimun.

Pasalnya, ada beberapa makanan yang dapat mengganggu kerja sistem kekebalan tubuh, seperti terlalu banyak gula, gandum, susu, jagung, kedelai, dan kerang.

Itulah mengapa, penting untuk menaati aturan makan harian yang dianjurkan oleh dokter. Ini sekaligus menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan guna meminimalkan risiko infeksi.

Jangan lupa, orang dengan penyakit autoimun juga harus senantiasa mematuhi dan menjalani segala pengobatan sesuai jenis penyakitnya. Ini demi menstabilkan penyakit autoimun itu sendiri serta mengurangi kemungkinan kekambuhan gejala.