Stroke Juga Bisa Menyerang Usia Muda

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Stroke seringkali dikaitkan dengan lansia. Namun, tidak sedikit kaum muda yang berisiko terkena stroke. Begini penjelasannya.
Table of Contents
Stroke Juga Bisa Menyerang Usia Muda

Sudah enggak asing kan dengan stroke? Stroke seringkali dikaitkan dengan lansia. Namun, tidak sedikit kaum muda di usia produktif yang berisiko berhadapan dengan stroke. Ingat, stroke di usia muda bisa berujung pada kondisi yang sangat serius, lho.

Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi tubuh dan bahkan kematian. Sebelum masalah ini semakin parah, ada baiknya untuk mengetahui beberapa keluhan yang timbul saat stroke masih dalam tahap ringan.

Stroke juga dikenal sebagai the silent killer. Alasannya karena penyakit ini sangat berbahaya dan bisa membunuh secara diam-diam akibat kelumpuhan otak. Kalau tak menyebabkan kematian, stroke di usia muda masih bisa membawa dampak kecacatan bagi pengidapnya.

Bagaimana gejala stroke ringan?

Mulai dari Masalah Indra hingga Saraf

Gejala stroke ringan kebanyakan terjadi secara tiba-tiba. Boleh dibilang gejala stroke ringan atau TIA hampir serupa dengan stroke. Bedanya, gejala stroke ringan hanya berlangsung beberapa menit dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan jam.

Lalu, seperti apa sih gejala stroke ringan yang umumnya dialami oleh pengidapnya? Nah, berikut beberapa gejalanya menurut ahli :

  • Perubahan pada indra, seperti pendengaran, penglihatan, rasa, dan sentuhan.
  • Perubahan kewaspadaan (termasuk kantuk atau tidak sadar)
  • Perubahan mental, seperti kebingungan, kehilangan ingatan, kesulitan menulis atau membaca, berbicara atau memahami orang lain.
  • Masalah otot, contohnya kelemahan otot, kesulitan menelan, atau berjalan.
  • Pusing atau kehilangan keseimbangan dan koordinasi
  • Kurangnya kontrol atas kandung kemih atau usus.
  • Masalah saraf, seperti mati rasa atau kesemutan pada satu sisi

Ingat, segeralah temui atau tanyakan pada dokter bilang mengalam gejala stroke ringan di atas.

Gejala stroke ringan lainnya

Selain gejala-gejala di atas, ada pula gejala lainnya yang mungkin muncul. Di antaranya :

  • Peningkatan tekanan darah mendadak.
  • Salah satu sisi mulut dan wajah penderita terlihat turun.
  • Kelelahan tiba-tiba.
  • Kesemutan tubuh.
  • Cara bicara jadi kacau dan tidak jelas.
  • Lengan atau kaki mengalami kelumpuhan atau sulit diangkat.
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh.
  • Diplopia (pandangan ganda).
  • Pandangan menjadi kabur atau kebutaan.
  • Kesulitan memahami kata-kata orang lain.

Umumnya sekitar 70 persen gejala stroke ringan bisa hilang kurang dari 10 menit atau 90 persen akan hilang kurang dari empat jam.

Lalu apa yang menjadi penyebabnya?

Gumpalan yang Akan Hancur dengan Sendirinya

Umumnya stroke mini ini disebabkan karena gumpalan berukuran kecil yang tersangkut dalam pembuluh darah otak. Gumpalan tersebut bisa saja berupa gelembung udara atau lemak.

Nah, penyumbatan ini nantinya akan menghambat aliran darah dan memicu kurangnya nutrisi dan oksigen pada bagian tertentu di otak. Kondisi inilah yang menyebabkan terganggunya fungsi otak.

Gumpalan penyebab stroke ringan akan hancur dengan sendirinya. Dengan kata lain, otak akan kembali berfungsi normal, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang bersifat permanen.

Hal Yang Harus Diwaspadai

Hal yang perlu digarisbawahi, meski stroke ringan tak menyebabkan gangguan permanen, tetapi kondisi ini menjadi sebuah peringatan. Peringatan kalau pengidapnya berisiko tinggi mengalami stroke di kemudian hari.

Oleh karena itu, segeralah temui dokter ketika mengalami gejala-gejala stroke ringat. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi yang bisa terjadi.

Meski stroke sangat berbahaya, untungnya penyakit ini masih bisa dicegah lewat beragam cara. Stroke dan dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko. Contohnya, tidak merokok atau mengisap tembakau, melakukan diet sehat dengan gizi seimbang, menjaga berat badan tepat ideal (mencegah obesitas), tidak mengonsumsi alkohol, dan rutin berolahraga.