Tanda-tanda Jika Kamu Kekurangan Protein

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Table of Contents

Protein merupakan zat gizi penting untuk otot dan jaringan tubuh. Sayangnya, tubuh tidak dapat menyimpan protein dalam waktu yang lama.

Maka dari itu penting bagi kita untuk menjaga asupan protein harian. Karena jika tidak, kekurangan protein justru akan membawa dampak yang negatif pada kesehatan tubuh.

Apa yang menyebabkan kekurangan protein?

Kekurangan protein adalah kondisi yang umum terjadi ketika kebutuhan protein harian dari makanan tidak tercukupi dengan benar.

Selain itu, ada beberapa kondisi lainnya yang bisa membuat seseorang mengalami defisiensi zat gizi protein, berikut di antaranya:

1. Konsumsi protein berkualitas rendah

2. Menderita penyakit tertentu, seperti :

  • AIDS,
  • anoreksia nervosa,
  • kanker,
  • masalah pencernaan,
  • amiloidosis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
  • hingga gagal ginjal.

Tanda-tanda kekurangan protein

Mengingat protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, kekurangan nutrisi ini berkaitan dengan berbagai macam gangguan kesehatan. Di bawah ini beberapa tanda defisiensi protein yang bisa mengganggu kesehatan, adalah :

1. Mudah lapar

Salah satu akibat dari kekurangan protein yang paling sering terlihat yaitu mudah lapar. Protein menjaga kadar gula darah tetap stabil. Bila jumlah protein tidak cukup, tingkat glukosa pun menjadi tidak seimbang.

Akibatnya, tubuh akan mendorong kamu untuk terus makan seolah-olah belum mendapatkan sumber energi yang cukup. Jika terus dibiarkan, hal ini bisa meningkatkan risiko obesitas atau kegemukan.

2. Gangguan kognitif

Selain mudah lapar, kekurangan protein dapat memicu naik turunnya gula darah yang bisa memengaruhi kesehatan otak. Alhasil, otak menjadi kesulitan untuk fokus, berpikir, hingga sering merasa linglung.

3. Beberapa bagian tubuh membengkak (edema)

Kondisi edema terjadi ketika penumpukan cairan pada jaringan dan rongga tubuh yang menyebabkan pembengkakan. Salah satu penyebab edema yaitu kekurangan protein.

4. Kehilangan massa otot

Sudah bukan rahasia umum lagi bila protein berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan kekuatan otot. Hal ini dikarenakan jaringan otot tubuh merupakan bagian yang paling banyak menyimpan dan menggunakan protein.

Bila defisiensi protein terjadi, protein dalam otot rangka akan diambil secara perlahan untuk memenuhi kebutuhan protein. Tidak heran bila otot yang tidak mendapat protein yang cukup akan menyusut dan massanya ikut turun.

5. Rambut rontok

Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab kerontokan rambut dan salah satunya yakni defisiensi protein. Pasalnya, rambut mengandung 90% protein dan kekurangan protein dapat membuat rambut mudah rapuh dan rontok. Selain itu, rambut menjadi lebih kering, mengalami perubahan warna, dan menjadi tampak tipis.

6. Masalah pada kulit dan kuku

Bagi orang yang kekurangan protein sering kali mengalami perubahan pada kulit dan kuku. Bagaimana tidak, kedua hal tersebut sebagian besar terbuat dari protein. Ciri-ciri kulit yang bermasalah, seperti:

  • Terkelupas atau pecah,
  • tampak memerah,
  • serta ruam kulit.

7. Mudah sakit

Protein berfungsi dalam membangu senyawa pada sistem kekebalan tubuh. Jika jumlah protein dalam tubuh tidak tercukupi, imunitas tubuh akan menurun dan tubuh akan lebih rentan terserang berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit.

8. Penyembuhan luka lebih lama

Sementara itu, kurangnya protein juga menurunkan produksi sel darah putih. Jika tubuh terluka, maka tubuh akan membutuhkan protein baru untuk menyembuhkan dan membangun kembali sel, jaringan, dan kulit. Kekurangan protein tentu dapat membuat luka lebih lama untuk sembuh.

9. Pertumbuhan anak terhambat (stunting)

Kekurangan protein tentu akan sangat berbahaya bagi pertumbuhan anak, karena tubuhnya membutuhkan asupan protein yang seimbang.

Faktanya, stunting merupakan tanda malnutrisi pada masa kanak-kanak yang sering terlihat. Oleh sebab itu, para orangtua perlu memerhatikan asupan gizi, terutama protein, pada anak mereka guna mencegah terjadinya stunting.