Tips Mencegah Usus Buntu

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Katanya minuman probiotik bagus untuk mencegah usus buntu lho? Benarkah? Yuk cari tahu cara mencegah usus buntu lainnya
Table of Contents

Usus adalah salah satu organ tubuh yang penting untuk dijaga kesehatannya. Karena usus berperan penting dalam tubuh kita, sehingga akan berpengaruh jika kita mengabaikan kesehatannya.

Ketika usus sehat, ia menyerap makanan sehingga tubuh dapat menggunakan semua nutrisi. Namun ketika usus tidak sehat, seperti jika ada pertumbuhan berlebih dari bakteri jahat atau lapisan usus bocor, mungkin nutrisi tidak diserap dengan benar dan bahkan dapat memicu gangguan kesehatan usus salah satunya usus buntu.

Sekilas tentang Usus Buntu

Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah penyakit yang terjadi ketika terdapat peradangan pada usus buntu (apendiks). Kondisi ini dapat terjadi pada semua usia, baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun, penyakit ini paling sering terjadi pada usia 10–30 tahun.

Penyakit usus buntu umumnya terjadi ketika adanya penyumbatan pada lapisan usus buntu yang mengakibatkan infeksi. Kondisi ini membuat bakteri berkembang biak dengan cepat, sehingga membuat usus buntu meradang, bengkak, hingga bernanah.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya radang usus buntu masih belum diketahui dengan jelas, tetapi faktor tertentu, seperti riwayat usus buntu di keluarga dan pola makan kurang sehat diduga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit tersebut.

Tapi kamu tidak perlu khawatir ya. Karena ada beragam cara mencegah usus buntu. Salah satu cara yang paling mudah adalah memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Selain itu, ada cara-cara lain yang juga mudah dilakukan, tetapi efektif untuk mencegah usus buntu.

Berbagai Cara Mencegah Usus Buntu

Penyakit usus buntu tidak bisa dicegah sepenuhnya. Gangguan kesehatan usus ini bisa terjadi pada siapa pun dan kapan saja.

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit usus buntu, di antaranya:

1. Konsumsi makanan berserat

Serat merupakan asupan yang penting untuk melancarkan pencernaan dan menjaganya tetap sehat. Dengan mengonsumsi makanan berserat dalam jumlah yang cukup, sistem pencernaan akan lebih lancar dan aktif sehingga memudahkan proses pembuangan tinja. Hal ini baik untuk mencegah terjadinya usus buntu.

Selain itu kamu juga bisa mencukupi asupan serat dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah-buahan, gandum utuh, oatmeal, biji-bijian, serta kacang-kacangan.

2. Minum air putih yang cukup

Selain untuk mencegah dehidrasi, konsumsi air putih yang cukup juga penting untuk memaksimalkan kinerja usus dalam mencerna makanan dan menghasilkan tinja. Sebaliknya, bila kamu kurang minum, usus akan menyerap cairan dari sisa makanan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Hal tersebut bisa membuat kamu susah buang air besar atau sembelit dan berisiko menimbulkan penumpukan tinja yang dapat memicu radang usus buntu. Oleh karena itu, untuk membantu mencegah usus buntu, pastikan kamu cukup minum air putih setiap hari setidaknya 8 gelas per hari.

3. Konsumsi makanan mengandung probiotik

Makanan dan minuman yang mengandung probiotik baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Bakteri baik dalam probiotik diketahui dapat menekan pertumbuhan bakteri jahat dalam tubuh, termasuk bakteri yang dapat menyebabkan peradangan atau infeksi usus buntu.

Kamu bisa mendapatkan probiotik dari berbagai sumber, seperti yogurt, tempe, kefir, kombucha, atau kimchi. Agar manfaat tersebut bisa diperoleh dengan maksimal, kamu juga dianjurkan untuk mengonsumsi asupan serat, misalnya dari gandum utuh, apel, pisang, bawang putih.

4. Makan dengan tenang dan perlahan

Meski terdengar sepele, makan dengan tenang justru membawa banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Salah satunya adalah dapat membantu tubuh menyerap nutrisi dengan baik dan mendukung proses pencernaan.

Hal tersebut bisa terjadi karena orang yang makan lambat akan mengunyah makanannya hingga benar-benar halus saat ditelan, sehingga cenderung mudah dicerna.

Maka, potongan makanan tersebut bisa membuat proses penernaan menjadi optimal dan mengurangi risiko penyumbatan di usus buntu.

5. Rutin cek kesehatan ke dokter

Dalam beberapa kasus, penyakit usus buntu terkadang bisa lebih sering terjadi pada orang yang pernah mengalami cedera di perut dan memiliki riwayat penyakit yang sama di keluarganya.

Kelompok orang yang berisiko ini tentu harus rutin cek kesehatan ke dokter untuk memantau perkembangan usus buntu serta menerima perawatan medis yang sesuai. Degan begitu, risiko terjadinya radang usus buntu juga dapat dicegah sedini mungkin.

Selain itu kamu juga perlu mewaspadai gejala dan komplikasi usus buntu yang mungkin timbul. Gejalanya seperti, mengalami nyeri perut di bagian kanan bawah, apalagi disertai gejala perut kembung, mual dan muntah, diare, hingga demam. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan ya.