Waspadai Kondisi ini Bisa Memicu Anosmia

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
Jika tidak diatasi, anosmia bisa menyebabkan depresi lho! yuk waspadai faktor pemicu anosmia sedari dini.
Table of Contents
Waspadai Kondisi ini Bisa Memicu Anosmia

Indera penciuman mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia sehari-hari. Apabila penciuman ini terganggu, tentunya akan sangat mengganggu bahkan hingga memicu masalah kesehatan lainnya.

Kondisi kehilangan penciuman ini biasa disebut dengan anosmia. Kehilangan indra pencium akibat anosmia ini bisa terjadi sementara, berlangsung lama, bahkan hingga permanen.

Akibatnya kondisi ini akan berdampak , tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, sehingga dapat memicu hilangnya nafsu makan. Hal ini yang bisa menyebabkan penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi.

Anosmia terjadi ketika molekul kimia yang menimbulkan bau, terhalang untuk menempel pada ujung sel-sel saraf pembau di hidung. Kondisi ini yang membuat seseorang tak bisa mencium bau atau aroma.

Maka dari itu penting bagi kita untuk mengetahui hal apa saja yang dapat menjadi factor pemicu anosmia. Langkah ini dilakukan agar kita dapat mencegah anosmia sedari dini sehingga terhindar dari gangguan kesehatan lainnya yang diakibatkan oleh anosmia.

Faktor Pemicu Anosmia

Berikut ini beberapa kondisi yang perlu kamu waspadai karena dapat menjadi pemicu terjadinya anosmia. Di antaranya adalah :

1.Sumbatan hidung

Sumbatan pada hidung bisa menjadi penyebab anosmia. Penyumbatan atau hambatan pada rongga hidung bisa disebabkan polip hidung, tumor, atau kelainan tulang hidung.

2.Penyakit bawaan lahir

Penyakit atau kondisi bawaan lahir yang bisa menyebabkan anosmia permanen di antaranya adalah sindrom Turner dan sindrom Kallman.

3.Masalah dinding hidung

Permasalahan pada dinding dalam hidung. Masalah yang muncul bisa disebabkan oleh iritasi atau penumpukan lendir akibat pilek, flu, rhinitis, atau sinusitis.

4.Kerusakan saraf penciuman

Kerusakan pada saraf penciuman juga bisa memicu terjadi anosmia. Kerusakan saraf permanen ini bisa disebabkan oleh penuaan, diabetes, malnutrisi, tumor otak, menghirup atau menelan zat racun, atau efek samping radioterapi.

5.Trauma kepala

Trauma kepala adalah penyebab anosmia lainnya yang perlu diwaspadai. Cedera kepala bisa mengakibatkan kerusakan pada hidung maupun sinus.

Cara Mengobati Anosmia

Terdapat beragam cara mengobati anosmia yang bisa dilakukan oleh dokter. Namun, cara mengobati anosmia mesti disesuaikan dengan penyebabnya. Contoh, misalnya anosmia disebabkan oleh infeksi virus, maka pengobatannya bisa melalui terapi dengan dekongestan. Terapi ini bertujuan untuk melancarkan pernapasan.

Contoh lainnya, bila disebabkan oleh infeksi bakteri maka dokter akan memberikan terapi antibiotik. Di samping itu, bila anosmia disebabkan oleh gangguan obstruksi akibat polip, kemungkinan diperlukan tindakan pengangkatan polip, jika terapi obat-obatan tidak membuahkan hasil.

Selain hal-hal di atas, ada beberapa cara mengobati anosmia lainnya:

  • Operasi perbaikan rongga hidung.
  • Pembedahan endoskopik sinus untuk membersihkan sinus (penyebab anosmia) dari peradangan.
  • Pemberian antihistamin untuk meredakan anosmia akibat alergi.
  • Pembersihan rongga hidung.

Selain itu ada catatan tambahan. Apabila mengalami anosmia di tengah pandemi COVID-19, sebaiknya cobalah bertanya langsung pada dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Anosmia bisa menjadi salah satu gejala yang kini umumnya dialami oleh mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.